Selasa, 23 Juni 2015

ARTI KEIKHLASAN


Aku sudah terbiasa dengan rasa sakit, bahkan sudah tak lagi kuingat seperti apa rasanya. Walau goresan menyayat hati, walau pisau menghujam jantung, walau racun telah menyebar ke otak, aku takkan mati. Aku akan tetap bertahan dengan rasa ini, karena hanya itu yang kubisa. Aku tak dapat meyakinkanmu untuk mencintaiku sepenuh hati, karena hatimu hanya untuknya. Namun aku akan selalu berusaha mencari celah untuk masuk kedalam hatimu, walau kemungkinannya sangat kecil dan mustahil.

Dia adalah sosok bintang luar biasa yang selalu kau harapkan, yang selalu kau impikan setiap malam, dan selalu kau banggakan pada sang alam. Sinarnya terang, melebihi terangnya sinar mentari. Kesucian sinarnya mampu menitikan air mata alam dalam embun dipagi hari, hingga meluluhkan kerasnya batu yang berdiri angkuh menatap langit. Sedangkan aku, hanyalah aster kecil yang bersembunyi dibalik semak-semak di tepian telaga warna, yang tak mampu berkembang dan menjelma sebagai sosok bunga terindah penghias alam. Hidupku penuh hinaan, cacian dan makian. Karena sekujur tubuhku kotor terbalut lumpur pekat sisa luapan nafsu telaga warna. Takkan sanggup aku menjadi sepertinya, bahkan walau sekedar mendekati sepertinya sekalipun. Jika kau bersamanya, akan kau dapatkan segala yang kau impikan dan inginkan. Kebahagiaan akan selalu menyertai hari-harimu, dan kedamaian akan senantiasa mengikuti setiap langkahmu.

Disini aku hanya bisa pasrah dan berserah, hanya dengan keikhlasan hati yang mungkin bisa mengantarkanku menuju pintu hatimu, hanya dengan kepasrahan yang mungkin bisa membukanya, dan hanya dengan perubahan yang mungkin bisa mempersilahkanku masuk. Aku sedang berusaha akan hal itu, kulakukan segala cara untuk dapat meyakinkanmu, bahwa akupun bisa sedikit berubah. Namun aku tak akan memaksakan perasaanmu untuk menerimaku dengan keterpaksaan. Karena jika segala sesuatu yang didasari oleh paksaan maka hasilnya tak akan sesuai harapan, bahkan hanya akan menambah beban untuk dirimu.

Jika kau tak lagi bersamaku, kenanglah aku sebagai sosok aster bodoh yang pernah duduk lebih dekat denganmu diatas bukit bintang, memandangmu sebagai sosok bintang Zubeneschamali, dan mengharapkan pelukan hangatmu. Jika kau telah bersamanya, ingatlah bahwa aku pernah berusaha memilikimu, dan tulus memberikan segala yang kupunya untuk sekedar mendapatkan pengakuan darimu. Jika aku diberi kesempatan untuk bereinkarnasi, maka aku akan tetap memilih terlahir sebagai aku kembali, dan bertemu denganmu lagi, berkali-kali, dan terus-menerus. Karena dalam hidupku hanya ingin bersama denganmu sepanjang waktu. Hanya kau yang sanggup mengubahku, dan hanya kau yang memberikan semangat dan alasanku untuk hidup. Jika segala yang kulakukan belum mampu mengubah sebuah cerita tentangmu, maka akan kubuat menjadi sebuah cerita tentang diriku sendiri, hingga kelak akan kusampul tiap halamannya dengan kafan, dan kubingkai dengan nisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar