Sobat, saat ini aku mulai faham seperti apa rasanya sakit. Ketika mencoba perlahan berdiri diatas karang, tiba-tiba ombak laut pasang menghempasku hingga tenggelam ke dasar laut. Dan ketika aku ingin mencoba berenang ke permukaan, aku tak sanggup melawan derasnya arus, hingga kembali terhepas membentur karang di dasar laut.
Rasa sakit itu sungguh tak tertahan, sobat. tubuhku penuh luka akibat menghantam kerasnya karang, hingga akhirnya menyebabkan hipoksia. Aku sempat tak sadarkan diri, sebelum ada keajaiban yang luar biasa menyelamatkanku.
Kau tahu apa keajaiban itu? Keyakinan! Aku sadar, aku memang seorang aquaphobia. Tapi berkat keyakinan, aku mampu menantang ombak, walau akhirnya aku tenggelam. Tapi lagi-lagi berkat keyakinan, aku mampu keluar dari situasi mengerikan itu. Keyakinan untuk tetap bertahan hidup, menolongku dari kematian yang tak terbayangkan.
Tubuhku tiba-tiba terangkat ke permukaan, dan terbawa ombak hingga terdampar diantara pasir pantai. Saat itu aku dalam situasi tak berdaya, dan pasrah akan nasibku selanjutnya. Hingga akhirnya terik mentari menyadarkanku dengan sorot sinarnya yang menamparku. Sebuah tamparan yang membangkitkanku dari ketidaksadaran berkepanjangan.
Kita memang harus berani melawan sesuatu yang kita takuti, agar tahu seberapa besar keberanian kita. Kita juga diajarkan untuk siap menerima rasa sakit, agar tahu seberapa kuat kita menahannya. Semua itu akan membuat diri kita memahami arti hidup. Karena sejatinya hidup adalah perjuangan yang kadar penderitaannya lebih besar dari kebahagiaannya. Karena hidup adalah ujian yang harus kita tempuh guna memperoleh "sertifikat" dari Sang Pencipta.
Kini aku telah terbiasa dengan rasa sakit, dan tidak takut lagi dengan apapun yang menyakitkan. Karena aku adalah seorang pesakitan, yang selalu siap menahan sakit. Akupun yakin, keyakinanku dapat meyakinkan hatiku untuk tetap yakin.