Selasa, 17 Maret 2015

MATI DALAM HIDUP



Jantungku masih berdetak, namun sesungguhnya hanyalah kumpulan dari sisa-sisa bangkai jiwa yang telah lama mati. Hingga menebarkan bau busuk yang menusuk.

Otakku masih berfikir, namun hanyalah memori kosong yang terkurung dalam tempurung kepala yang membatu. Liar dan lapar akan fantasi yang telah lama tak tersentuh.

Mataku masih melihat, namun hanya dapat melihat dengan satu sisi. Karena sisi lainnya buta dimakan rayap-rayap prasangka. Sehingga aku tak dapat melihat dengan sempurna, dan tak dapat membedakan antara kejujuran dan kebohongan.

Mulutku masih mampu bersuara, namun hanya mampu menggeram tanpa kata. Bau busuk yang keluar tampak seperti aroma dusta bercampur buih-buih tipu daya.

Hatiku masih berfungsi, namun sudah dipenuhi belatung yang menggerogoti setiap sisinya. Maka tak dapat lagi kurasakan sakit dan pedihnya. Fungsinya kini hanyalah sebagai pelengkap dan penghias di dalam rangkaian tulang-tulang rapuh.

Tanganku masih sanggup menggenggam, namun hanya angan dan impian yang sanggup ku genggam. Karena sendi-sendinya telah terlepas dari kerangka usang dan hilang satu-persatu, sehingga aku tak sanggup menggengam keyakinan yang lebih besar.

Kakiku masih sanggup berjalan, namun hanya langkah tak tentu arah karena tak mampu lagi menopang raga yang dipenuhi ego dan kemunafikan.

Sesungguhnya aku telah mati dalam hidup. Jiwaku terpasung dalam raga tak bertuan, layaknya mayat hidup yang bangkit dari persemayaman dan terkekang dalam kutukan.


~AFQ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar