Senin, 10 Agustus 2015

Pedati Tua

Apa kabar pedati tua?
Jalanmu lambat sekali ternyata!
Sudah senjapun kau belum sampai di batas desa.

Lihatlah disekitarmu..
Semakin banyak kereta kencana berpacu
yang semula berada jauh dibelakangmu
kini berbalik jauh meninggalkanmu.

Bahkan sebagian dari mereka
ada yang telah sampai di kota.

Ingatlah, pedati tua..
Perjalanan ke kota masih sangatlah jauh.
berapa banyak lagi waktu yang kau butuh
untuk dapat segera tiba di kota?

Jika kau terus mengeluh
mungkin kau akan semakin rapuh
dan perlahan kian runtuh.

Saat itu pula, kota impian
hanyalah sebuah angan
yang terukir diantara puing-puing kerangka usang
yang lapuk dimakan zaman.

Kini hari sudah malam
Beristirahatlah sejenak di tepi jalan
Sambil meregangkan roda ringkihmu yang tak sanggup
lagi menahan berat beban
harapan para petani dan peternak di desa
yang mereka titipkan.

Susun kembali harapan itu
agar tak terjatuh satu-persatu.

Jangan takut akan gelap yang merasuk
Jangan takut akan dingin yang menusuk,
Karena janji mentari
akan segera menghangatkanmu esok pagi.

Lanjutkanlah perjalananmu esok pagi
walau jari-jari rodamu telah membengkok
walau jalanmu telah melenggok.

Teruslah melaju diatas jalan berlumpur dan berbatu
jangan takut dan jangan malu
karena kotormu saat ini
akan dipandang sebagai usaha keras pejuang sejati.


~AFQ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar