Minggu, 02 Agustus 2015

Pohon Impian di Tepi Jurang

Katamu, kita bertiga sama-sama berada di tepi jurang yang sangat dalam. Satu sama lain saling menjaga, dan sama-sama berjuang untuk terbebas dari bibir jurang yang siap menelan kita dalam kehancuran. Kita bergantung pada takdir, yang mungkin akan membawa kita pada kebahagiaan, atau bahkan kesengsaraan.

Dalam urutan takdir ini, dia berada di posisi paling atas, kau berada dibawahnya, dan aku berada dibawahmu. Awalnya, dia terjatuh lebih dulu, namun tangan kirinya masih bisa menggapai sebatang pohon yang tepat tumbuh dibibir jurang. Saat kau hendak menolongnya, justru kau ikut terpeleset ketika tangan kanannya dapat kau raih. Saat itu pula kalian berdua sama-sama bergantung dan saling menguatkan.

Kemudian aku hadir diantara kalian dan mencoba untuk menyelamatkan, saat aku tahu kau sudah tak sanggup lagi bertahan. Yang terlebih dulu aku coba selamatkan adalah kau, karena kau berada dibawahnya, dan bebanmu lebih ringan. Saat kau ulurkan tangan kirimu ke atas, dengan sigap kugapai tanganmu dengan tangan kananku. sekuat tenaga kucoba menarikmu, namun aku mendengar bisikan yang membuat konsentrasiku hilang, hingga membuatku terkejut dan akhirnya ikut terpeleset.

Kini kita saling menggenggam, dan berusaha saling menolong. Namun, aku orang yang lemah dan mudah panik. Beda dengan dia yang selalu tenang walau bebannya lebih berat dari kita. aku tak sadarkan diri, aku hilang kendali, dan aku membuat posisi kalian semakin sulit. Akulah yang akan membuat salah satu diantara kita akan terjatuh, atau bahkan kita bertiga sama-sama terjatuh. Maka harus ada langkah pasti yang harus kita lakukan. Ada beberapa pilihan untuk keluar dari situasi sulit ini.

Pertama, aku melepaskan genggamanku dari tanganmu, dan mencoba pasrah saat tahu aku akan terjatuh ke dasar jurang hingga tubuhku hancur berkeping-keping. Namun masih ada harapan bagi kalian untuk naik dan terbebas dari ancaman kehancuran. Kalian masih bisa menikmati masa-masa indah dan pengalaman yang tak terlupakan, yang kelak dapat menjadi cerita pengantar tidur bagi anak cucu kalian tentang arti perjuangan.

Kedua, kau yang melepaskan genggamanmu dari tangannya, kemudian kita berdua sama-sama terjatuh ke dasar jurang yang dalam, dan sama-sama hancur. Kita bisa terus bersanding hingga ajal menjemput, dan membiarkannya hidup dengan kehidupan barunya.

Ketiga, dia yang melepaskan pegangannya dari sebatang pohon yang sementara ini menyelamatkan kita dari kemungkinan terburuk, dan membiarkan kita bertiga sama-sama terjatuh dalam jurang kehancuran, hingga akhirnya kita semua mati membusuk karena ego kita yang tak terkendali.

Apapun pilihannya, yang pasti aku akat tetap terjatuh dan mati. Tinggal bagaimana kalian menyikapinya, dan memilihkan cara terbaik bagiku dalam menghadapi kematian. Paling tidak, kita sama-sama telah mengukir kisah takdir yang tak terlupakan. Pohon itulah yang menjadi saksi, dan akan menuliskannya pada setiap akar, batang, ranting dan lembaran daunnya. Kisah itu akan abadi, hingga pohon itu tumbang dan melenyapkan kisah kita. Ingatlah, kita akan sama-sama memberi nama bagi pohon itu, dan pohon itu adalah pohon impian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar