Rabu, 30 Desember 2015

ZUBENESCHAMALI 8: Peri Kecil

Di seberang jalan, peri kecil memanggil
Dengan senyum manja, ia lambaikan tangan

Terbang tanpa sayap
Menyapa tanpa suara
Hanya sayup terdengar bisik lembutnya
“berjalanlah terus kedepan”

Aku, yang tengah berada di persimpangan
Tak tahu arah tujuan
Hanya mengikuti bisik hatinya

Aku ingin sekali melihat sayapnya
Terbuat dari bulu-bulu surga?
Ataukah dari jarum-jarum neraka?

Entah apapun bentuknya,
Yang jelas kepakannya menyejukkan jiwa

Aku takkan pernah peduli
Jika itu bulu-bulu surga, aku akan selamat dalam dekapannya
Jika itu jarum-jarum neraka, akupun hanya ingin mati dipelukannya

Peri kecil berkacamata
Aku tak tahu asal-usulnya
Yang ku tahu hanyalah,
Ia datang dari rasi bintang libra
Hadir saat aku tengah terjaga dalam mimpi

Aku pun tak tahu namanya
Aku hanya ingin memanggilnya…
ZUBENESCHAMALI

Sabtu, 26 Desember 2015

ZUBENESCHAMALI 7: Tentang Siang Itu

Aku masih ingat saat derasnya hujan menyapa permukaan telaga warna yang tenang. Riaknya memaksa sepasang burung camar yang tengah asyik terbang melayang mengitari telaga sejenak menepi, mencari tempat perlindungan sekaligus bercumbu diantara ranting pohon pinus yang bergoyang tertiup angin, seolah menari menyambut berkah hujan.

Desir angin membelai tubuh ringkihku yang mulai bermandikan air hujan yang secara berkala menghujam. Seketika itu pula tubuhku menggigil, telapak tangan mulai mengeriput, dan bibir mulai memucat. Tak ada yang mampu melindungi dan menghangatkan tubuhku dari guyuran hujan siang itu, kecuali senyum hangat Zubeneschamali.

Zubeneschamali adalah titisan bintang terang yang mungkin sengaja diutus Tuhan untuk menemaniku. Senyumnya mampu menghangatkan jiwaku, dan hadirnya mampu membuatku merasa bagai didampingi sekumpulan malaikat. Atau bahkan mungkin dia adalah malaikat yang menjelma? Entahlah, hanya Tuhan yang tahu.

Sesaat sebelum rintik hujan turun membentuk alunan symphony alam, Zubeneschamali memetik dua tangkai bunga aster berwarna putih dan merah muda, kemudian memberikannya padaku. Hal itu menjadi sebuah moment yang tanpa aku sadari dirasa paling berkesan hingga saat ini.

Kini aku menamakan diriku sebagai Aster. Seperti halnya bunga aster yang memiliki makna sebagai bunga lambang cinta dan kesabaran, aku akan senantiasa mencintai dan sabar menantikan Zubeneschamali untuk dapat menjadi pendamping hidupku selamanya. Hanya dia yang mampu membuatku tertawa lepas saat bahagia, dan menangis puas ketika bersedih.

Aku tak takut guyuran hujan, aku tak takut tiupan angin kencang, aku tak takut gelegar petir, dan aku tak takut tubuhku membeku, yang aku takut hanyalah jika Zubeneschamali tiba-tiba kembali terbang bersama angin.

Tuhan, jangan Kau ambil lagi kebahagiaanku yang kini kembali memanjakanku. Aku ingin selalu merasakan hangatnya dekapan Zubeneschamali-Mu. Jika harus kubayar dengan apapun, akan aku lakukan. Jika Kau hendak mengirimkan petir yang lebih besar, kirimkanlah. Jika Kau hendak memberikan hujan semakin lebat, berikanlah. Jika Kau hendak menambah suhu bumi-Mu menjadi lebih dingin, tambahkanlah. Tapi satu yang aku mohon dari-Mu, izinkan Zubeneschamali tetap bersamaku, Tuhan. Agar aku sanggup menghadapi segalanya, seperti siang itu... :')

Selasa, 15 Desember 2015

Yakin

Segala kesulitan di awal, Insya Allah akan mendatangkan banyak kemudahan selama perjalanan, dan mendatangkan kebahagiaan di akhir.

Rabu, 28 Oktober 2015

Dia dan DIA

Entah apa yang kurasa
Lagi-lagi tentang dia
Selalu tentang dia

Sehingga aku sedikit melupakan DIA
Yang sejatinya Sang Pencipta dia
Sang Pencipta alam semesta

Beginikah cara DIA menyapaku?
Beginikah cara DIA membelai jiwaku?
Beginikah cara DIA mencurahkan cinta-Nya untukku?

Seolah kesedihan menjadi penghapus dosa
Seolah air mata menjadi pelepas dahaga
DIA sungguh Maha Kuasa

DIA dengan mudahnya membolak-balikkan hati
Mengatur rencana yang DIA kehendaki
Dan membuatnya menjadi pasti

Masihkah sanggup kita menentang?
Masihkah kuasa kita menantang?
Sementara DIA telah berseru lantang!

"Kau bukan siapa-siapa!"
"Kau hanya Hamba Sahaja!"
"Maka sembahlah Aku!"
"Memohonlah dalam sujud panjangmu!"

Jika kita menginginkan dia
Maka mintalah pada DIA
Agar terkabul segala pinta...


~AFQ~

Minggu, 20 September 2015

Rahasia Illahi

Yaa Rabb...
Aku selalu menunggu rencana-Mu selanjutnya
Dalam do'aku selalu terselip 4 nama
dimana selalu kuharapkan agar Engkau memberikan yang terbaik untuk mereka.

Yaa Rabb...
Siang-Mu begitu terang, malam-Mu begitu tenang
dan rahasia-Mu begitu sulit untuk diterjang.

Yaa Rabb...
Tunjukkanlah jalan lurus-Mu
dan berikanlah petunjuk-Mu...

Selasa, 08 September 2015

"Be The Light"



Some days just pass by

And some days are unforgettable

We can’t choose the reason why

But we can choose what to do from the day after

So with that hope, with that determination

Let’s make tomorrow a brighter and better day





~OOR~

One Ok Rock – My Sweet Baby (Lirik dan terjemahannya)



My baby, sweet baby
Sayangku, sayangku yang manis
I see you smiling when I close my eyes
Ku melihatmu tersenyum ketika ku menutup mata
Cause I miss you, I need you right now
Karena ku merindukanmu, sekarang ku membutuhkanmu


“Tadaima” mo roku ni ienakute gomen ne
Maaf aku hampir saja tidak mengucapkan “Aku pulang”
Never knew I’d make you feel lonely
Ku tak pernah tahu bahwa ku membuatmu kesepian
Kuchiguse no “tsukareta” boku wa iisugi dane
Dan ku mengatakan kalimat favorit “Aku lelah” terlalu sering, kan?
Kaeri wo matsu hou ga tsurai no ni
Walaupun lebih menyakitkan bagi yang menungguku pulang


And we’re back to screaming
Dan kita kembali berteriak
Sasai na koto de mata
Hal-hal sepele
Can’t stop the rain…
Hujan belum berhenti…
So tagai ni hokorazu ni ki ga tsukeba
Jadi tanpa mengalah, ku sadari kita berdua
Together again…
Bersama kembali…


‘Cause only you can drive me crazy!
Karena hanya kau yang bisa membuatku gila!



Ref:

My baby, sweet baby oh
Sayangku, sayangku yang manis, oh
Itsumo sunao ni dekinai boku wo
Pada diriku yang tak bisa jujur
Anata wa yasashiku tsutsunde kureru yuitsu no hito da yo…
Kaulah satu-satunya orang yang menyelubungiku lembut…


“I never good face to face to tell you my feeling
Another music in my heart make the feel disappearing”


Do you believe in destiny
Apa kau percaya pada takdir
‘Cause I can’t deny, baby you and I
Karena ku tak bisa menolaknya, sayang kau dan aku
Naze bokura ga koko ni iru no ka?
Kenapa kita ada disini?
Deaubeki futari ga deatta toshitara bokura
Setelah kita berdua yang ditakdirkan untuk bertemu akhirnya bertemu
Donna konnan mo koereru ne?
Kita akan bisa melewati berbagai rintangan, bukan?


Tsugou yoku kangaete
Memikirkan tentang kemudahan
Mata kimi wo komarasete…
Itu kembali menyusahkanmu…
Sonna fuu ni kyou mo mata boku wa kimi ni amae sugi
Seperti itu, hari ini pun ku kembali terlalu bergantung padamu

‘Cause only I can’t drive you crazy!
Karena hanya aku yang tak bisa membuatmu gila!



Ref:

My baby, sweet baby tte
Sayangku, sayangku yang manis
Kore karo mo saki isshou kimi ni Iitai
Mulai sekarang, sepanjang hidup
Tte boku wa kokoro kara sou omoun da yo
Itu yang ingin ku ucapkan! Itulah yang kupikirkan dari lubuk hatiku
Naa baby, please tel me, oh
Nah, sayang, tolong beritahu padaku, oh
Kotoba janakute ii karo
Tak mengapa walau tanpa kata-kata
Tada tonari de hohoende kurereba sore dake de ii kara sa!
Hanya dengan tersenyum disisiku, itu saja sudah cukup!


The world’s in a hurry…
Dunia terburu-buru…
Bokura no jikan wa tomete okou
Kan ku hentikan waktu kita
There’s nothing to worry
Tak ada yang perlu dicemaskan
Toki wa bokura wo tsuresare wa shinai yo…
Waktu tak akan menyeret kita…


My sweet baby…
Sayangku yang manis…

Senin, 31 Agustus 2015

Do'a untuk orang-orang yang telah menyayangiku...

Mah, Pak, aa mohon ampun yg sebesar-besarnya sama kalian. Mungkin aa pantes disebut anak durhaka, dan aa sadar akan hal itu. Aa gak tau lagi harus gimana, karna ini mungkin udah takdir aa. Aa pengen berontak, pengen ngelawan situasi ini, tapi semua yang aa lakuin sia-sia. Semakin aa lawan, justru semakin besar tekanan yang aa rasain.

Ikhlasin aa ya Mah, Pak. Ikhlasin sikap anak kaian yang gak berguna ini. Aa akan tangungjawab dengan apa yang udah aa lakuin. Ini jalan hidup yang aa pilih. Mungkin bukan yang terbaik menurut kalian, tapi semoga ini yang terbaik buat aa.

Ini teguran dari Allah, sekaligus peringatan atas semua dosa-dosa aa. Mamah gak perlu bilang "dosa apa mamah, sampe-sampe aa tega hukum Mamah dengan cara ini". Sungguh Mah, Pak, ini semua bukan dosa Mamah dan Bapak. Aa berani sumpah Demi Allah, aa nggak pernah sekalipun coba untuk hukum Mamah dan Bapak dengan cara ini, karna aa sendiri juga gak tau apa yang aa rasain. Aa selalu berharap yang terbaik untuk kalian. 

Aa selalu inget perlakuan mamah untuk aa, dari dulu sampe sekarang gak pernah berubah, selalu perlakuin aa kayak anak kecil yang harus dijaga, yang harus diawasi, dan harus dikhawatirin setiap saat. Mamah gak pernah bisa liat aa sedikitpun sakit, mamah selalu khawatir terlalu berlebihan. Itu yang bikin aa makin gak sanggup liat mamah terus-terusan sakit karena aa.

Bapak juga akhir-akhir ini ikut berubah, dari bapak yang keliatan cuek, tanpa ngerasa apa-apa, bahkan seolah-olah keliatan tegar, tapi gara-gara aa, bapak jadi tunjukin sikap yang jauh beda dari bapak yang aa kenal. Pertama kalinya aa liat air mata bapak jatuh karna aa. Makhluk macam apa aa ini Mah, Pak?

Sikap aa memang aneh, gak pernah terbuka sama siapapun, gak pernah ngerasa puas dengan kebahagiaan yang udah sepenuhnya kalian curahin untuk aa. Seolah-olah aa gak pernah dapetin apapun dari siapapun.

Aa memang sempet ngerasa bahagia, saat ada seseorang yang mungkin tanpa disadari udah bikin hidup aa lebih baik, lebih bahagia, tapi itu sifatnya cuma sementara. Karna dia sekarang udah gak peduli dengan aa, karna dia sendiri udah gak tahan sama sikap aa yang terlalu egois dan kekanak-kanakan. Aa ikhlas Mah, Pak. Aa ikhlas dengan apa yg aa terima.

Semoga aa gak salah langkah, dan semoga apa yang udah aa pilih gak jadi beban kalian lagi. Aa kasian sama adek yang udah abis-abisan bantu aa, kasian sama orang lain yang udah capek-capek kasih semangat, tapi kesalahan ada pada diri aa sendiri. Aa cuma jadi aib keluarga, aa cuma bikin susah banyak orang.

Jadi lebih baik aa pergi dari kalian semua, biar hidup kalian lebih tenang. Semoga Allah kasih aa jalan, dan kasih aa kesempatan dengan garis takdirNya yang lebih baik, biar bisa bahagiain kalian semua yang udah tulus sayang sama aa. Kalo masih ada kesempatan itu, aa janji bakal jadi "orang" yang bisa jadi kebanggaan. Tapi kalo udah gak ada kesempatan, paling nggak aa gak akan bebani hidup kalian lagi.

Selalu do'ain yang terbaik buat aa ya Mah, Pak. Percaya sama tahdir Allah, karna Allah udah rencanain yang terbaik untuk kita semua. Aa sayang Mamah, Bapak, Adek, dan seseorang yang udah pernah bikin aa bahagia. Aa sayang kalian semua, gak akan sedikitpun perasaan ini berkurang, bahkan hilang. Aa bakal bawa perasaan ini, cuma untuk 4 nama yang selalu aa sebut dalam do'a, itu kalian. Sampai aa mati, 4 nama ini yang akan selalu aa bawa :')

Senin, 24 Agustus 2015

Persembunyian Terakhirku

Tak ku tunjukkan rasa sakitku pada siapapun lagi
Tak ku ceritakan keluhku pada siapapun lagi
Biar takdir yang kan menghapus jejakku
Biar waktu yang kan mengubur bangkaiku

Aku tak peduli
Walau angin kan menyebarkan bau busukku
Aku tak peduli
Walau orang-orang mencaciku
Aku akan tetap diam
Hingga semua bungkam

Jiwaku meronta
Namun mulutku tak sanggup lagi berbicara
Egoku melawan
Namun sudah terlanjur terabaikan

kini saatnya aku pergi
Dan berlari tanpa kaki
Mencari tempat bersembunyi
Bersama jiwa-jiwa yang telah mati


~AFQ~

Minggu, 23 Agustus 2015

Persembunyian

Aku malu padanya...
Aku malu pada kalian...
Bahkan, aku malu pada diriku sendiri...

Aku makhluk menjijikan yang terasingkan
Ditinggalkan oleh impianku,
dan dicampakkan oleh bayanganku sendiri...

Tak ada lagi tempat untuk bersembunyi, selain bersembunyi
disisi-Mu...

Jemput aku, Kekasihku
Izinkan aku berada ditempat-Mu
Engkaulah Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Engkaulah yang paling mengerti segala inginku
Hanya Engkau yang paham tentang isi hatiku
Karena Kekasih Sejati tak akan pergi meninggalkan yang terkasih...

Aku sudah tak sanggup berdiri diatas kaki sendiri
Dan aku tak sanggup tinggal dirumah sendiri
Aku ingin bersembunyi dirumah-Mu
Rumah abadi, tempat beristirahat yang paling nyaman
yang penuh dengan kejujuran dan keterbukaan
Tempat terbaik yang akan menghapus segala penat dan lelahku...

Jumat, 14 Agustus 2015

Bertahan...

Aku diibaratkan sebagai pemilik bangunan tua yang lapuk, yang tak punya apa-apa, bahkan uang sepeserpun untuk merawatnya. Butuh penanganan khusus agar bangunan tersebut tetap terjaga dan tak mudah ambrol setiap sisi dindingnya.

Sakit hati itu bagaikan menancapkan puluhan paku di dinding lapuk tersebut. Meskipun paku-pakunya dapat dicabut, pasti akan meninggalkan bekas lubang. Butuh semen dan cat untuk benar-benar menghilangkan bekasnya.

Aku tak punya keahlian apapun selain mengandalkan belas kasihan. Hanya dengan sedikit mengemis, aku akan mampu membeli salah satu dari kedua barang itu. 

Saat aku mampu menutup lubang itu dengan semen, namun pasti akan tetap terlihat belangnya. Begitupun jika ditutup hanya dengan mengecat kembali, juga akan tetap terlihat bolongnya.

Haruskah aku selalu mengemis untuk menjaga bangunan tuaku? Kumohon, jagalah bangunan tuaku, itu adalah hatiku. Karena hanya itulah satu-satunya tempat perlindunganku, agar aku tetap bertahan hidup. 


~AFQ~

Senin, 10 Agustus 2015

Pedati Tua

Apa kabar pedati tua?
Jalanmu lambat sekali ternyata!
Sudah senjapun kau belum sampai di batas desa.

Lihatlah disekitarmu..
Semakin banyak kereta kencana berpacu
yang semula berada jauh dibelakangmu
kini berbalik jauh meninggalkanmu.

Bahkan sebagian dari mereka
ada yang telah sampai di kota.

Ingatlah, pedati tua..
Perjalanan ke kota masih sangatlah jauh.
berapa banyak lagi waktu yang kau butuh
untuk dapat segera tiba di kota?

Jika kau terus mengeluh
mungkin kau akan semakin rapuh
dan perlahan kian runtuh.

Saat itu pula, kota impian
hanyalah sebuah angan
yang terukir diantara puing-puing kerangka usang
yang lapuk dimakan zaman.

Kini hari sudah malam
Beristirahatlah sejenak di tepi jalan
Sambil meregangkan roda ringkihmu yang tak sanggup
lagi menahan berat beban
harapan para petani dan peternak di desa
yang mereka titipkan.

Susun kembali harapan itu
agar tak terjatuh satu-persatu.

Jangan takut akan gelap yang merasuk
Jangan takut akan dingin yang menusuk,
Karena janji mentari
akan segera menghangatkanmu esok pagi.

Lanjutkanlah perjalananmu esok pagi
walau jari-jari rodamu telah membengkok
walau jalanmu telah melenggok.

Teruslah melaju diatas jalan berlumpur dan berbatu
jangan takut dan jangan malu
karena kotormu saat ini
akan dipandang sebagai usaha keras pejuang sejati.


~AFQ~

Selasa, 04 Agustus 2015

Zubeneschamali 6: Cerita Tentang Seuntai Benang dan Secarik kain putih

Kemarin, aku mencoba merajut mimpi dalam gelap malam dengan seuntai benang kusut yang coba ku urai kembali. Butuh waktu cukup lama untuk mengurainya, hingga tak sadar waktu telah menunjukkan larut malam. Rasa kantuk dan lelah perlahan hadir merayuku, mencumbuku dengan gairah mimpi yang tertumpah-ruah pada secarik kain putih. Namun aku coba bertahan, karena memang itulah tujuanku. Semakin lelah aku merasa, justru semakin liar mimpiku meraba. Mataku perlahan terpejam, namun jiwaku tetap terjaga. Jemari kecilku terus bermain diatas untaian benang, hingga sedikit demi sedikit mulai terurai seiring dengan uraian air mata yang jatuh dipipiku.

Wahai angin malam, kenapa aku menangis? Bukannya aku tengah merajut mimpi indah? Apa karena aku terlalu lelah? Atau karena malammu tak merestui?

Ah, baiklah… Aku akan melanjutkannya esok pagi. Mungkin mentari yang bijak dapat merestui niatku. Lalu kuletakkan seuntai benang dan secarik kain putihku diatas meja, dan menghangatkannya dengan temaram lampu tidur. Sementara aku merebahkan diri diatas busa persegi. Kini kucoba beristirahat dalam dekapanmu, wahai angin malam. Karena hadirmu tidak membawa dingin, dan desirmu tidak membawa bising. Aku terlelap dalam tidurku, hingga esok pagi menyapaku.

Ketika pagi mulai menyapa dengan canda tawa dawn chorus, musisi alam yang melegenda, seketika itu aku bangkit dari peraduan. Ku tegakkan tubuh ringkihku dihadapan jendela kaca yang berselimut embun, kemudian kuhusap embun-embun nakal yang tersenyum manja. Lalu kuarahkan pandanganku pada satu titik, dimana sang murai tengah khidmat mendendangkan syair alam. Seketika itu pula jiwaku tenang, seolah terbang bersama sang maestro dawn chorus itu diantara dedaunan dan ranting pohon yang juga telah berselimut embun pagi.

Saat aku tengah menikmati indahnya alunan lagu cinta yang dibawakan sang murai, tidak berapa lama aku dikejutkan dengan suara bising dari sebuah benda yang berada diatas meja, yang membuat jiwaku kembali terpasung dalam raga. Ah, sial! Benda itu adalah jam weker yang berbunyi tepat pukul 7 pagi.

Astaga… Aku lupa satu hal, aku memang sengaja memasang alarm tepat pukul 7 pagi ini agar dapat kembali melanjutkan tujuanku untuk merajut mimpi. Sebetulnya mimpiku sederhana, namun mengurai benang kusutlah yang membuat segalanya menjadi sedikit lebih rumit dan memakan waktu yang lama. Maka aku harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin, agar tujuanku dapat tercapai sesuai keinginan.

Tak perlu menunggu lama, segera kuraih benang dan kain putih itu, kemudian kubawa keluar rumah. Aku duduk bersandar dibawah pohon beringin yang tumbuh tepat di halaman depan kamarku, kemudian melanjutkan kembali langkahku dalam mengurai benang kusut yang akan kurajut menjadi sebuah mimpi. Perlahan namun pasti, benang yang kusut tersebut sudah benar-benar terurai, dan aku menemukan alasanku menangis semalam. Ternyata ada sebuah jarum yang terselip diantara gumpalan benang, yang kemudian melukai jari manisku hingga aku menangis.

Tapi justru itu menjadi hikmah bagiku, karena aku tidak perlu mencari jarum untuk merajut. Rasa sakit yang kudapatkan justru dapat melancarkan niatku. Kini langkah awal yang kulakukan adalah memasukkan ujung benang kedalam lubang jarum, kemudian memainkan jemari kecilku merajut mimpi dibawah terik mentari.

Saat senja mulai tiba, aku telah menyelesaikan rajutanku. Ah, lega rasanya. Akhirnya mimpiku telah terajut. Saatnya menikmati hasilnya bersama dengan seiring bergulirnya senja. Dan saat malam tiba, aku dapat memeluk mimpiku kembali. Mimpiku adalah sebuah nama yang selalu Tuhan bisikkan padaku, saat Tuhan meniupkan ruh suci kedalam ragaku. Mimpiku adalah sebuah garis takdir yang senantiasa mengiringi langkah hidupku. Mimpiku adalah Zubeneschamali, dan aku telah merajutnya diatas kain putih dengan seuntai benang kusut yang sengaja Tuhan berikan padaku, bersama dengan jarum yang melukai jari manisku malam kemarin.

Terimakasih Tuhan, Kau telah memberikan luka pada jari manisku. Semoga dibalik luka itu, kelak aku dapat melingkarkan sebuah benda simbol pencapaian mimpi dan ikatan suci, yang juga akan melingkar di jari manis Zubeneschamali. Aamiin…



~AFQ~

Minggu, 02 Agustus 2015

Pohon Impian di Tepi Jurang

Katamu, kita bertiga sama-sama berada di tepi jurang yang sangat dalam. Satu sama lain saling menjaga, dan sama-sama berjuang untuk terbebas dari bibir jurang yang siap menelan kita dalam kehancuran. Kita bergantung pada takdir, yang mungkin akan membawa kita pada kebahagiaan, atau bahkan kesengsaraan.

Dalam urutan takdir ini, dia berada di posisi paling atas, kau berada dibawahnya, dan aku berada dibawahmu. Awalnya, dia terjatuh lebih dulu, namun tangan kirinya masih bisa menggapai sebatang pohon yang tepat tumbuh dibibir jurang. Saat kau hendak menolongnya, justru kau ikut terpeleset ketika tangan kanannya dapat kau raih. Saat itu pula kalian berdua sama-sama bergantung dan saling menguatkan.

Kemudian aku hadir diantara kalian dan mencoba untuk menyelamatkan, saat aku tahu kau sudah tak sanggup lagi bertahan. Yang terlebih dulu aku coba selamatkan adalah kau, karena kau berada dibawahnya, dan bebanmu lebih ringan. Saat kau ulurkan tangan kirimu ke atas, dengan sigap kugapai tanganmu dengan tangan kananku. sekuat tenaga kucoba menarikmu, namun aku mendengar bisikan yang membuat konsentrasiku hilang, hingga membuatku terkejut dan akhirnya ikut terpeleset.

Kini kita saling menggenggam, dan berusaha saling menolong. Namun, aku orang yang lemah dan mudah panik. Beda dengan dia yang selalu tenang walau bebannya lebih berat dari kita. aku tak sadarkan diri, aku hilang kendali, dan aku membuat posisi kalian semakin sulit. Akulah yang akan membuat salah satu diantara kita akan terjatuh, atau bahkan kita bertiga sama-sama terjatuh. Maka harus ada langkah pasti yang harus kita lakukan. Ada beberapa pilihan untuk keluar dari situasi sulit ini.

Pertama, aku melepaskan genggamanku dari tanganmu, dan mencoba pasrah saat tahu aku akan terjatuh ke dasar jurang hingga tubuhku hancur berkeping-keping. Namun masih ada harapan bagi kalian untuk naik dan terbebas dari ancaman kehancuran. Kalian masih bisa menikmati masa-masa indah dan pengalaman yang tak terlupakan, yang kelak dapat menjadi cerita pengantar tidur bagi anak cucu kalian tentang arti perjuangan.

Kedua, kau yang melepaskan genggamanmu dari tangannya, kemudian kita berdua sama-sama terjatuh ke dasar jurang yang dalam, dan sama-sama hancur. Kita bisa terus bersanding hingga ajal menjemput, dan membiarkannya hidup dengan kehidupan barunya.

Ketiga, dia yang melepaskan pegangannya dari sebatang pohon yang sementara ini menyelamatkan kita dari kemungkinan terburuk, dan membiarkan kita bertiga sama-sama terjatuh dalam jurang kehancuran, hingga akhirnya kita semua mati membusuk karena ego kita yang tak terkendali.

Apapun pilihannya, yang pasti aku akat tetap terjatuh dan mati. Tinggal bagaimana kalian menyikapinya, dan memilihkan cara terbaik bagiku dalam menghadapi kematian. Paling tidak, kita sama-sama telah mengukir kisah takdir yang tak terlupakan. Pohon itulah yang menjadi saksi, dan akan menuliskannya pada setiap akar, batang, ranting dan lembaran daunnya. Kisah itu akan abadi, hingga pohon itu tumbang dan melenyapkan kisah kita. Ingatlah, kita akan sama-sama memberi nama bagi pohon itu, dan pohon itu adalah pohon impian.

Minggu, 26 Juli 2015

Manusia Tanpa Mimpi

Aku hanyalah manusia tanpa mimpi, serpihan jiwa yang terbuang. Tak ada satupun yang peduli padaku, karena memang tak berharga sama sekali, bahkan tak lebih berharga dari sampah yang berserakan. Tiap-tiap serpihan jiwaku bebas melayang, terpisah dan terombang-ambing bersama hembusan angin yang tak tentu arah. Seolah pasrah dengan keadaan, aku hanya bisa mengikuti kemana arah angin berhembus.

Sejak dulu aku memang seperti ini, takdirku yang memaksaku untuk terus menjalani hidup seperti ini, menjalani peran sebagai tokoh utama yang selalu menderita. Ya, aku tengah menikmati hidup sebagai Aster, tokoh utama yang selalu menderita dalam sebuah drama kehidupan. Mungkin aku telah dinobatkan sebagai aktor terbaik dalam menjalankan peranku, sehingga Sang Sutradara Kehidupan masih mempercayakanku untuk mengambil peran ini. Walau cerita silih berganti, tapi peranku tak tergantikan.

Suatu saat Sang Sutradara sempat mencoba memberikanku peran yang lebih baik, sesaat aku berubah peran menjadi tokoh lain yang sedikit diberi kesempatan untuk merasakan peran menyenangkan dan membahagiaka. Banyak hal yang aku rasakan dalam peran baruku itu, bahkan hal yang tidak pernah aku dapatkan dalam peran sebelumnya, saat itulah aku dapatkan. Aku diminta menggantikan tokoh utama dalam cerita itu hanya di awal cerita. Judul cerita baruku saat itu adalah manusia penuh mimpi.

Sesuai dengan judulnya, saat itu aku memang total dalam menjalankan peran sebagai sosok manusia yang penuh dengan impian. Tidak berlebihan rasanya jika melihat latar belakang dan track record sebagai pemeran yang selalu menderita, tiba-tiba diberi peran lain yang lebih baik. Bagai mendapatkan mukjizat, seketika aku berubah menjadi sosok yang paling beruntung dan paling bahagia. Seolah aku lupa pada sosok asliku yang sangat jauh berbeda dengan peran baruku. Aku lupa daratan, aku terlalu menjiwai peran baruku dan terlalu emosional. Aku lupa bahwa peranku itu hanya sementara, sampai tokoh utama hadir dan kembali mengambil perannya dariku.

Dalam cerita manusia penuh mimpi, ada satu tokoh utama wanita yang sangat istimewa, dia adalah Zubeneschamali. Untuk lebih akrab dengannya, aku biasa memanggilnya dengan sebutan Zuby. Dia sempurna bagiku, dia mampu menjalankan perannya dengan sangat baik. Bahkan saking baiknya, aku sampai tidak bisa membedakan mana yang sesungguhnya dan mana yang hanya sebatas skenario. Aku merasa sangat beruntung dan sangat nyamanan beradu peran dengannya.

Kami menjalankan cerita dengan tema cinta dan mimpi. Diceritakan bahwa aku adalah sosok Zubenelgenubi, pemuda gila yang tengah putus asa dan tak punya semangat hidup. Banyak orang yang mencoba membantuku keluar dari situasi itu, namun tak ada satupun yang berhasil mengubah hidupku, bahkan keluargaku sendiri pun sudah pasrah dengan kenyataan pahit itu.

Hingga suatu saat hadir sosok Zubeneschamali, sosok yang sangat berpengaruh besar dalam hidup Zubenelgenubi. Bahkan orang tua Zubenelgenubi mengira bahwa ia adalah Dewi Penyelamat yang memang sengaja diturunkan ke bumi oleh Tuhan sebagai jawaban dari do'a-do'a mereka. Seketika itu kehidupanku berubah total. Aku menjadi sosok periang penuh semangat dan penuh mimpi. Hari-hariku tak jauh dari mimpi yang selalu menghiasi dinding hatiku. Entah secara kebetulan atau memang direncanakan, atau hanya bagian dari skenario cerita, Tuhan berbisik di telingaku saat tengah tertidur pulas memeluk mimpi. Ia berkata "Aku akan memberikan sosok Zubeneschamali untukmu, sosok yang akan sealu menjagamu, sosok yang akan selalu menemanimu, dan sosok yang akan menjadi milikmu". Karena itulah aku nyenyak tertidur bersama mimpiku, seakan tak ingin bangun, karena takut sang fajar akan merenggut mimpi indahku itu.

Sejak saat itulah aku lebih akrab dengan sang malam. Bintangnya mampu menenangkan jiwaku, dan pesonanya mampu mengalihkan duniaku. Terlebih lagi, konon kabarnya Zubeneschamali adalah jelmaan bintang yang Tuhan kirimkan ke bumi. Maka dari itu, aku menganggap Zubeneschamali bukan sekedar sosok dalam mimpiku. Lebih dari itu, aku menganggapnya sebagai teman hidupku, separuh jiwaku, dan alasanku untuk tetap bertahan hidup. Apapun yang ia lakukan, aku sangat antusias mengamati tingkah lakunya. Apapun yang ia katakan, aku akan selalu mengikutinya. Karena dia adalah alasanku untuk tetap bertahan hidup.

Sejatinya aku telah mati dalam hidup. Namun berkat hembusan nafas Zuby, aku masih sanggup bertahan. Ia seolah menjadi nyawa keduaku. Ia hembuskan angin kedamaian, dan menyusun kembali tulang-tulang yang telah lama terkubur dalam keputus-asaan. Saat itu, aku berperan bukan sebagai aku. Banyak hal baru yang aku sendiri tidak tahu maknanya. Misteri dari cerita itu sulit ditebak arahnya. lagi-lagi aku dipaksa untuk mengikuti peran yang telah tertulis dalam skenario Sang Sutradara Kehidupan.

Saat pagi menjelang, aku harus terima kenyataan bahwa aku bukanlah pemeran utama yang sesungguhnya. Perlahan aku dihadapkan pada situasi sulit, dimana aku harus rela dikuliti oleh rasa cinta yang teramat menyiksa. tidak ada pilihan lain, selain kematian. Ada dua caraku mati dalam cerita itu. Pertama, hatiku disayat-sayat perlahan hingga terpotong-potong menjadi beberapa bagian, sampai aku mati. Dan kedua, Jantungku dihujami pisau tajam bertubi-tubi. Perbedaannya hanyalah proses dan waktu kematianku.

Kini dalam cerita tersebut, aku telah pergi. Hingga saat ini, aku masih belum tahu akhir jalan ceritanya. Yang jelas, sang pemeran utama dari cerita ini telah kembali, dan aku harus rela melepaskan peranku. Saatnya kembali berperan sebagai Aster yang malang, atau justru memaksakan diri untuk berhenti berperan, dan berdiam diri sebagai penonton hingga akhir cerita. Namun apakah aku sanggup hanya duduk sebagai penonton, dan memaksakan diri untuk ikut tersenyum bahagia menyaksikan setiap detil kisahnya? Aku pikir tak akan sanggup, berat rasanya harus menerima kenyataan pahit ini. Satu-satunya cara yang mungkin bisa kulakukan adalah berhenti mengikuti ceritanya, kemudian bangkit dari tempat tidur dan pergi sejauh mungkin ke tempat yang tak ada seorangpun yang akan menemukanku, mungkin di suatu tempat yang lebih tenang. Dmanakah tempat itu? Aku sendiri belum tahu. Yang harus kulakukan saat ini adalah bangkit dari mimpi, dan kembali menjadi Aster si pesakitan, manusia tanpa mimpi. Berjalan tertatih-tatih dengan kaki yang pincang, diatas hamparan luas keputus-asaan.

Tuhan, aku lelah...

Senin, 20 Juli 2015

Keyakinanku

Ketika semua hal yang aku dapatkan saat ini belum sesuai dengan harapan, aku harus mencoba tetap tawakkal. Ketika ketulusanku terdzolimi oleh hati lain, tetaplah khusnudzon, mungkin Allah punya rencana lain yang lebih indah untuk membahagiakan hatiku kelak. Jalani saja sesua kata hatiku, jangan pernah menyerah pada keadaan. Ikhlas adalah kuncinya, dan berusaha keras adalah caranya.

Mungkin saat ini aku menjadi seorang pecundang, tapi suatu saat, aku pasti akan menjadi seorang pemenang. Aku akan tersenyum ramah menyapa jiwa-jiwa yang telah menyia-nyiakanku. Aku akan buktikan bahwa aku pantas untuk dipertahankan. Aku masih ingat Janji Allah dalam mimpiku, untuk mempertemukanku dan menyatukanku dengan Zubeneschamali, bintang impianku yang selama ini memelukku dalam mimpi.

Mimpiku takkan pernah padam, meski terpaan badai semakin ganas, meski angin kecemasn memporak-porandakan hatiku, takkan pernah ku hentikan langkahku untuk terus berjalan mencari kedamaian jiwa. Walau apa yang ku lakukan tak semudah kenyataan, walau apa yang ku jalani menghadapi banyak rintanga, aku tetap bersyukur masih diberi kesempatan untuk tetap yakin melangkah.

Jumat, 10 Juli 2015

AKU

Aku hanyalah aku
Makhluk lemah tak berdaya
Yang mengaku sebagai manusia
Hanya agar tak dipandang sebelah mata

Aku hanyalah aku
Jiwa maya yang bersembunyi dibalik mimpi
Yang tak sengaja tercipta dari untaian kata

Aku hanyalah aku
Bukan dia


~AFQ~

Minggu, 05 Juli 2015

ZUBENESCHAMALI 5: JANJI SUCI

Aku hanya ingin menyendiri, bersembunyi dibalik dinding usang rumah tua tak berpenghuni, sambil mengintip kejamnya dunia dari sela-sela dinding yang retak. Tak ada satupun yang tahu betapa menderitanya aku menahan lapar dan dahaga, dan terbelenggu oleh sepi yang kian mencengkram, kecuali sang mentari yang diam-diam mengawasiku dengan tatapan sinarnya yang terpancar dari lubang dinding. Tapi itu lebih baik, karena dunia diluar sana lebih kejam dari yang kubayangkan. Monster yang berkedok malaikat siap menerkam dan mencabik-cabik jiwa rapuhku dengan buaian janji-janji manis, merobek hatiku saat terlelap dalam peluknya, dan meninggalkanku begitu saja saat tubuhku telah menjadi puing-puing berserakan, hingga sekumpulan burung pemakan bangkai berdatangan, seolah mereka tengah berpesta ditengah musim panas yang berkepanjangan.

Hingar-bingar bisikan angin menghasutku untuk melepas belenggu ini, dan mengajakku keluar dari rumah tua yang sesungguhnya menjadi satu-satunya tempat paling aman di dunia ini. Sempat aku tergoda, dan ingin mengikuti arah langkah angin, namun aku selalu teringat janji bintang Zubeneschamali. Ia berkata:

"Janganlah kau keluar dari rumah tua ini, jangan pernah lepaskan belenggu ini sebelum aku kembali. Tunggulah saat malam tiba, saat monster-monster buas itu terlelap, maka aku akan memperlihatkan wajah asli mereka padamu, dan segera membawamu terbang ke langit bertabur bintang yang penuh dengan kejujuran. Disanalah kau akan kubuatkan istana megah untuk menemaniku. Karena kau adalah putra kegelapan, dan aku membutuhkanmu agar dapat bersinar terang".

Janji bintang adalah janji suci yang dapat dipercaya. Ia takkan berhenti bersinar sepanjang malam, dan setia menebar senyum keindahan untuk sang alam. Bahkan bulan sang anak bumi enggan kembali, karena telah merasa nyaman berada diantara bintang yang tak segan mengajaknya bersenandung alunkan do'a, yang syairnya belum pernah didengar sebelumnya saat dibumi.

Kini kucoba pejamkan mata dan masuk kedalam pusaranya, sambil mendengarkan alunan do'a yang tengah mereka senandungkan sebagai musik penenang jiwa. Perlahan suaranya kian mendekat saat senja, dan aku berharap ketika membuka mata, Zubeneschamali telah hadir dihadapanku, sambil mengulurkan tangan dan berkata:

"Ikutlah denganku, sekaranglah saatnya".


~AFQ~

Sabtu, 04 Juli 2015

Ketika Akal Kembali Sehat

Mungkn inilah yang kau inginkan
Semakin menutup diri
Dan semakin memberi jarak

Jangan khawatir...
Tak perlu susah-susah untuk berlari menjauh
Berjalanlah seperti biasa
Karena aku tak akan memaksa ragaku untuk mengejarmu

Akupun lelah untuk berlari
Aku hanya ingin tetap duduk disini
Duduk menunggumu
Walau hanya seorang diri...

Kupeluk erat mimpi kemarin
Kusandarkan janji-janji
Yang membuai jiwaku bersama deburan ombak
Sambil mendengarkan celoteh camar
Yang riuh rendah menghasut rindu

Aku masih percaya pada janji Zubeneschamali
Bahwa kerlipnya akan selalu terjaga
Sebagai penghias mimpi sang Aster.


~AFQ~

Selasa, 30 Juni 2015

CINTA



Cinta…
Adalah sebuah rasa
Yang memaksa kita berganti peran


Cinta…
Membisukan mata kita
Membutakan telinga kita
Dan membuat tuli mulut kita


Logika tak lagi berdaya
Akal sehat tak lagi berjaya
Karena otak kita telah terpasung
Dalam ruang hampa bertabur mimpi


Semakin kita ingin keluar
Mimpi itu kian erat memeluk jiwa
Semakin keras kita berteriak
Gemanya kian deras berbisik mesra


Seperti anjing-anjing lapar
Yang hanya diberi tulang oleh sang tuan
Namun bisa berubah menjadi tenang


Seperti binatang qurban
Yang tak ingin mati
Namun pasrah akan takdirnya


Seperti seekor keledai
Yang tak ingin jatuh ke lubang yang sama
Namun tak mampu menghindarinya


Pandai-pandailah dalam bermain cinta
Agar kita tak terjebak
Dan mati sia-sia


Karena seperti itulah cinta…
Indah dan menenangkan
Namun sangat mematikan


Karena seperti itulah cinta…
Kejam dan menyiksa
Namun kita saling berlomba merasakannya

~AFQ~

Senin, 29 Juni 2015

Captain Jack - Dari Anakmu (Lirik)

Kemana Ayahku, yang pernah ku kenal dahulu
Dimana Ibuku, mengapa semua berubah...
Cuma ada kebencian kini,
Mengapa ku dipaksa untuk memihak
Bukankah kita semua satu
Tidakkah ada jalan yang lebih baik...

Kami anak-anakmu, perhatikan kami
Kami tak cukup kuat
Untuk semua ini...
Kami anak-anakmu, dan tolonglah kami
dan kami ingin hanya
Semuanya kembali...
Semuanya pergi, saat ku butuh bersama
Semua berteriak disaat yang kubutuh hanya teman...
Sekarang ku tak bisa bedakan,
Ini rumah ataukah ini neraka...
Ku duduk disini menangis,
Ku tutup telinga mengapa masih terdengar ?? 

Kami anak-anakmu, perhatikan kami
Kami tak cukup kuat
Untuk semua ini...
Kami anak-anakmu, dan tolonglah kamu
dan kami ingin hanya
Semuanya kembali...

Oh Ibu dan Ayah, selamat malam...
Selamat bertengkar
hingga kau puas !!
Oh Ibu dan Ayah, selamat malam...
Jangan hiraukan aku...

Ku tutup telingaku...
Mengapa masih terdengar ??

Selasa, 23 Juni 2015

ARTI KEIKHLASAN


Aku sudah terbiasa dengan rasa sakit, bahkan sudah tak lagi kuingat seperti apa rasanya. Walau goresan menyayat hati, walau pisau menghujam jantung, walau racun telah menyebar ke otak, aku takkan mati. Aku akan tetap bertahan dengan rasa ini, karena hanya itu yang kubisa. Aku tak dapat meyakinkanmu untuk mencintaiku sepenuh hati, karena hatimu hanya untuknya. Namun aku akan selalu berusaha mencari celah untuk masuk kedalam hatimu, walau kemungkinannya sangat kecil dan mustahil.

Dia adalah sosok bintang luar biasa yang selalu kau harapkan, yang selalu kau impikan setiap malam, dan selalu kau banggakan pada sang alam. Sinarnya terang, melebihi terangnya sinar mentari. Kesucian sinarnya mampu menitikan air mata alam dalam embun dipagi hari, hingga meluluhkan kerasnya batu yang berdiri angkuh menatap langit. Sedangkan aku, hanyalah aster kecil yang bersembunyi dibalik semak-semak di tepian telaga warna, yang tak mampu berkembang dan menjelma sebagai sosok bunga terindah penghias alam. Hidupku penuh hinaan, cacian dan makian. Karena sekujur tubuhku kotor terbalut lumpur pekat sisa luapan nafsu telaga warna. Takkan sanggup aku menjadi sepertinya, bahkan walau sekedar mendekati sepertinya sekalipun. Jika kau bersamanya, akan kau dapatkan segala yang kau impikan dan inginkan. Kebahagiaan akan selalu menyertai hari-harimu, dan kedamaian akan senantiasa mengikuti setiap langkahmu.

Disini aku hanya bisa pasrah dan berserah, hanya dengan keikhlasan hati yang mungkin bisa mengantarkanku menuju pintu hatimu, hanya dengan kepasrahan yang mungkin bisa membukanya, dan hanya dengan perubahan yang mungkin bisa mempersilahkanku masuk. Aku sedang berusaha akan hal itu, kulakukan segala cara untuk dapat meyakinkanmu, bahwa akupun bisa sedikit berubah. Namun aku tak akan memaksakan perasaanmu untuk menerimaku dengan keterpaksaan. Karena jika segala sesuatu yang didasari oleh paksaan maka hasilnya tak akan sesuai harapan, bahkan hanya akan menambah beban untuk dirimu.

Jika kau tak lagi bersamaku, kenanglah aku sebagai sosok aster bodoh yang pernah duduk lebih dekat denganmu diatas bukit bintang, memandangmu sebagai sosok bintang Zubeneschamali, dan mengharapkan pelukan hangatmu. Jika kau telah bersamanya, ingatlah bahwa aku pernah berusaha memilikimu, dan tulus memberikan segala yang kupunya untuk sekedar mendapatkan pengakuan darimu. Jika aku diberi kesempatan untuk bereinkarnasi, maka aku akan tetap memilih terlahir sebagai aku kembali, dan bertemu denganmu lagi, berkali-kali, dan terus-menerus. Karena dalam hidupku hanya ingin bersama denganmu sepanjang waktu. Hanya kau yang sanggup mengubahku, dan hanya kau yang memberikan semangat dan alasanku untuk hidup. Jika segala yang kulakukan belum mampu mengubah sebuah cerita tentangmu, maka akan kubuat menjadi sebuah cerita tentang diriku sendiri, hingga kelak akan kusampul tiap halamannya dengan kafan, dan kubingkai dengan nisan.

Selasa, 02 Juni 2015

Aster, Pemuda Gila


Pada musim hujan, Aster berjalan menuju sawahnya setiap pagi, menggiring kerbaunya, membawa bajak di bahunya, dan mendengarkan nyanyian burung-burung murai yang berteduh diantara ranting pepohonan. Hujan memberikan semangat tersendiri untuk Aster, yang memang tidak mengenal takut akan rasa dingin saat musim hujan, ataupun rasa panas saat musim kemarau. Pada siang hari, ia duduk disamping sebuah sumur yang berada tepat di tengah ladang dekat sawahnya untuk makan siang. Saat itu langit sudah terlihat cerah, hujan sudah berangsur pulang dan meninggalkan seberkas pelangi. Setelah ia merasa mulutnya lelah untuk mengunyah, dan perutnya sudah tak mampu menampung makanan yang ia santap dengan lahap, maka ia menghentikan tepat pada suapan yang ke-13, kemudian ia letakkan sisa-sisa makananya di atas rerumputan agar burung-burung gereja bisa ikut memakannya. Lalu ia bergegas menghampiri kerbaunya, dan melanjutkan kegiatannya membajak sawah. Hingga menjelang senja, saat matahari mulai turun tahta, dan sebelum sang malam mulai berkuasa, ia pulang kembali ke rumahnya yang sederhana, yang terletak dibalik bukit bintang. Ia berbaring diatas tikar usang yang dianggap sebagai kasur mewah hotel berbintang, sembari mendengarkan alunan derik jangkrik yang saling bersahutan, hingga tak sadar bahwa matanya telah terpejam dan jiwanya telah diselimuti oleh keheningan malam.

Pada musim panas, ia akan bermain bersama kerbaunya di sungai yang berada diujung desa, membasuh penat tubuhnya, mendengarkan rintihan ranting-ranting pohon yang rapuh diterpa angin dan ditelan musim panas, merenungkan pergantian musim. Dan disela-sela dahan yang masih bertahan, ia mengintip sorot mata mentari yang tajam mengawasi setiap gerak-gerik pepohonan yang telah telanjang tanpa daun, bagai kerumunan pengemis yang terabaikan. Hingga senja kembali menyapa, ia habiskan waktu bercengkerama dengan gemercik air sungai yang tak lagi riuh seperti ketika musim hujan.

Suatu malam di musim panas, ia duduk seorang diri di atas bukit, ditemani bebatuan yang setia menatap langit, menantikan kehadiran bintang Zubeneschamali yang ramah menyapa malam, kemudian mengumpulkan ranting-ranting pohon yang tergeletak tak berdaya di tanah, karena pepohonan sudah tak sanggup lagi menjaga kesuciannya ketika terik mentari menelanjanginya di siang hari. Ia kumpulkan ranting-ranting itu, kemudian membuat perapian guna mengusir dingin malam yang menusuk. Dengan penuh kewaspadaan, ia terus-menesus mengawasi gerak-gerik awan yang berlarian kesana-kemari, karena takut sang awan akan membawa lari bintang Zubeneschamali, yang selama ini selalu ia nanti-nantikan kehadirannya.

Demikianlah, Aster menghabiskan masa mudanya diantara hamparan sawah dan sungai yang dipenuhi keindahan disiang hari, dan bercengkerama dengan bintang Zubeneschamali di atas bukit tiap kali malam menjelang. Dengan diam-diam ia merenungkan percakapan angin yang berbisik namun tak memberikan tanggapan apa-apa. Ia dijuluki sebagai pemuda gila dari utara, karena tingkah-lakunya yang selalu keluar dari kebiasaan orang pada umumnya. Disaat orang lain saling berlomba mencari mimpi yang lebih baik di tempat peraduan saat malam tiba, ia justru menghabiskan waktunya untuk menikmati pesona bintang Zubeneschamali dari atas bukit, hingga mencumbui malam dengan hasrat kerinduan.

Musim panas kali ini ia habiskan bersama Zubeneschamali, karena saat musim panas adalah waktu yang tepat untuk melihat senyum manis Zubeneschamali, tanpa takut akan mendung pekat yang selalu merampas senyum Zubeneschamali seperti saat musim hujan. Lekuk senyumnya tergambar jelas, dan pancaran cahaya dari balik kacamatanya seolah mengirimkan isyarat akan ketulusan cinta, bagai butiran embun yang selalu indah menghias dedaunan dipagi hari, bagai hembusan angin yang selalu menggetarkan dahan dan ranting pepohonan. Ia selalu setia menanti kehadiran Zubeneschamali, satu-satunya bintang terang yang akan selalu erat memeluk tubuh ringkihnya, dan yang selalu setia menjaga mimpinya.

Suatu pagi, ketika ayam berkokok malu-malu, dan sang fajar mulai menyapa langit dari ufuk timur, perlahan Aster bangkit dari tidurnya. Beberapa orang memandang angkuh ke arahnya seraya berkata, “Kau pemuda gila! Kau terlalu tergila-gila pada sosok Zubeneschamali, yang tak jelas seperti apa wujudnya. Zubeneschamali hanyalah putri khayalan dari negeri dongeng! Kau habiskan waktumu di atas bukit, hingga lupa akan tumahmu yang tak pernah kau jamah tiap malam, hanya untuk mengharapkan kehadiran Zubeneschamali yang tak pernah sekalipun kau temui!” Kemudian ia hanya membalasnya dengan senyuman, seraya berkata dalam hati, “mungkin Zubeneschamali hanyalah putri khayalan dari negeri dongeng bagi kalian, tapi bagiku, ia adalah sosok nyata yang selalu hadir disetiap mimpi indahku. Ia tak pernah sekalipun melewatkan malam bersamaku. Itulah yang membuatku merasa nyaman berada di bukit ini, menghabiskan malam-malamku bersama Zubeneschamali”. Rasa cintanya kepada Zubeneschamali mampu mengalahkan logika yang tak mampu dicerna oleh akal sehat.

Sejak saat itulah ia dikenal sebagai pemuda gila, yang selalu terobsesi oleh sosok Zubeneschamali. Terkadang ia tertawa sendiri saat langit cerah, namun tak jarang pula ia menangis saat langit tertutup awan mendung. Begitu dalamnya cinta Aster pada Zubeneschamali, hingga langit tak kuasa membujuknya untuk melupakan sosok Zubeneschamali. Ia sadar, dilangit luas sana Zubeneschamali tidak sendiri, banyak bintang-bintang terang yang merayu Zubeneschamali, atau bahkan Zubeneschamali sendiri telah memilih bintang lain sebagai sosok yang diharapkan, bukan Aster, si pemuda gila dari desa yang tak punya apa-apa. Namun apapun yang terjadi, Aster si pemuda gila akan selamanya gila karena tergila-gila oleh paras Zubeneschamali yang mampu mengubahnya menjadi pemuda paling bahagia dan dipenuhi oleh mimpi. Setidaknya, ia telah berani bermimpi, walaupun apa yang ia impikan belum tentu menjadi kenyataan. Ia berjanji pada siang dan malam, bahwa suatu saat ia akan membungkam mulut para penyair yang meragukan persatuan antara langit dan bumi.

Jumat, 22 Mei 2015

BIBIR ZUBENESCHAMALI



Bibir ini...
Yang selalu ramah menyapa pagi

Bibir ini...
Yang selalu setia hantarkan mimpi

Bibir ini...
Yang selalu ikhlas ucapkan janji

Bibir ini...
Yang selalu bisa tenangkan hati

Bibir ini...
Yang selalu ceria warnai hari

Bibir ini...
Bibir zubeneschamali


~AFQ~

Sabtu, 16 Mei 2015

BINTANG DI MATAMU




Mimpi itu tergambar jelas
Bukan saat mata terpejam
Tapi saat kelopak terbuka
Indahnya tenangkan jiwa
Memeluk rindu para pujangga
Mimpi itu dimatamu…

Cahaya itu semakin bersinar
Bukan saat terang-benderang
Tapi saat gelap gulita
Pesonanya manjakan hati
Membelai santun jiwa yang sepi
Cahaya itu dimatamu…

Semua itu terlihat nyata
Bukan saat saling menatap
Tapi saat saling berbalas do’a
Semangatnya membakar nyali
Melecut angan meraih asa
Semua itu dimatamu…

Matamu sungguh berharga
Bukan berlian
Bukan pula permata
Hanya bintang sederhana
Tapi itu keindahan


~AFQ~

Jumat, 15 Mei 2015

MATA BERKACA DIBALIK KACAMATA


Dibalik kacamata
Matamu gelisah menyapa
Tapi tanpa kata
Hanya nada tapa eja


Seperti tengah tercekik
Nafasmu kian tersengal
Menghadapi situasi pelik
Yang tak teraba oleh akal


Dibalik kacamata
Matamu berkaca-kaca
Suaramu lirih terdengar
Berbisik dengan bibir bergetar


Entah apa yang kau rasa
Antara bimbang atau bahagia
Kau peluk erat jiwa yang sepi
Seakan enggan campakkan mimpi


Wahai gadis berkacamata
Matamu indah berkaca-kaca
Jujurlah pada hatimu
sampaikan pesanmu pada sang waktu


~AFQ~

Rabu, 13 Mei 2015

Akar Teratai/Akar Lotus, Kandungan dan Manfaatnya Bagi Kesehatan

Akar Teratai/Akar Lotus
Akar teratai, atau batang teratai atau biasa juga disebut dengan akar lotus adalah akar dari tanaman air yang disebut teratai. Anda mungkin sudah sering mendengar kata bunga teratai yang sering diperbincangkan.

Nah, selain bunganya yang sering kita dengar, teratai memiliki batang atau akar yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Akar teratai mengandung karbohidrat cukup tinggi. Maka dari itu rasa manis terdapat dalam akar tersebut. Rasa manis akan sangat terasa bila direbus atau dipendam dalam abu panas dan dipercaya dapat mengobati diare. Air rebusan dari akar teratai ini juga berkhasiat melancarkan buang air kecil, mengobati sariawan, mengobati desentri dan mengatasi gangguan lambung bahkan dapat pula meningkatkan kerja lambung kita.

Manfaat lain dari umbi teratai yang berbentuk hampir mirip dengan ubi jalar berfungsi untuk menghangatkan tubuh dan menghilangkan memar. Daun teratai juga bisa digunakan untuk membungkus makanan seperti halnya daun pisang. Daun teratai juga mempunyai aroma khas yang dapat menambah cita rasa makanan yang dibungkus didalamnya. Manfaat daunnya antara lain yakni untuk mengobati memar, luka, bisul dan melancarkan peredaran darah. Dibawah ini adalah beberapa nutrisi dalam akar teratai seperti yang dilansir oleh healtmeup:


1. Serat

Akar teratai kaya akan kandungan serat dan rendah kalori, hal ini dapat memungkinkan penurunan berat badan. Selain itu juga mengurangi gula dan kolesterol darah meningkat . Akar teratai juga melancarkan buang air besar dan mencegah sembelit dan wasir.


2. Vitamin C

Akar teratai sangat tinggi vitamin C, dalam satu porsi 100 gram dapat memenuhi tiga perempat dari kebutuhan harian Anda. Vitamin C diperlukan untuk memproduksi kolagen, protein yang menjaga kulit, pembuluh darah, organ dan tulang. Vitamin C juga meningkatkan kekebalan tubuh, melindungi Anda dari infeksi virus, membantu Anda sembuh lebih cepat, melindungi Anda dari kerusakan sel, mengurangi penuaan, memelihara gusi dan gigi dan mencegah kanker.


3. Vitamin B kompleks

Vitamin B-kompleks merupakan kelompok vitamin terdiri dari beberapa vitamin yang memiliki beberapa manfaat kesehatan, langsung dari mengurangi risiko serangan jantung, meningkatkan mood Anda dengan mencegah iritabilitas, sakit kepala dan stres. Akar teratai mengandung sejumlah besar vitamin B kompleks, pyridoxine (Vitamin B-6) pada khususnya.


4. Mineral

Akar teratai mengandung tembaga, besi, kalium, seng, magnesium dan mangan, yang membantu dalam produksi sel darah merah dan fungsi otot dan saraf. Mereka juga membantu dalam produksi enzim, meningkatkan pencernaan Anda.


5. Elektrolit

Akar teratai memiliki keseimbangan optimum elektrolit, dengan rasio 1: 4 natrium kalium. kalium bekerja dengan natrium dalam mengatur tekanan darah dan detak jantung.


Manfaat lain:
  • Minum jus yang terbuat dari akar teratai dapat mencegah perdarahan, baik di perut dan kerongkongan ketika seseorang muntah darah, atau dalam rektum, lambung dan usus jika orang tersebut memiliki darah dalam tinja. Jus dapat dicampur dengan jahe untuk mengobati radang usus.
  • Jus ini juga digunakan untuk mengobati penyakit pernapasan seperti batuk, asma dan tuberkulosis.
  • Akar teratai teh panas dapat mengobati batuk, dengan membantu mengeluarkan lendir.

All Time Low - Kids In The Dark (Lirik)

(The kids in the dark, the kids in the dark)
(The kids in the dark, the kids in the dark)

Here we are,
At the end of the road - a road that's quietly caving in,
Come too far to pretend that we don't - we don't miss where we started,
Looking back, I see a setting sun, and watch my shadow fade into the floor,
I am left standing on the edge
Wondering how we got this far, (how we got this far...)

They left us alone,
The Kids In The Dark,
To burn out forever,
Or light up a spark,
We come together,
State of the art,
We'll never surrender,
The kids in the dark,
So let the world sing,
"What a shame,
What a shame,
Beautiful scars,
On critical veins, "
Come together,
State of the art,
We'll never surrender,
The Kids in the dark,
The kids in the dark...

(The kids in the dark, the kids in the dark)

Here we are at the top of the hill - a hill that's quietly crumbling,
Been a while since you dressed for the kill- the kill that sent me tumbling,
Looking up, I see a falling star, and watch it's fire burn into the floor,
I am left standing on the edge,
Wondering why we fall so hard,

They left us alone,
The Kids In The Dark,
To burn out forever,
Or light up a spark,
We come together,
State of the art,
We'll never surrender,
The kids in the dark,
So let the world sing,
"What a shame,
What a shame,
Beautiful scars,
On critical veins, "
Come together,
State of the art,
We'll never surrender,
The Kids in the dark,
The kids in the dark...

Wooohh
Wooahh (The kids in the dark, the kids in the dark)
Wooahh
Wooahh

They left us alone,
The Kids In The Dark,
To burn out forever,
Or light up a spark,
We come together,
State of the art,
We'll never surrender,
The kids in the dark,
So let the world sing,
"What a shame,
What a shame,
Beautiful scars,
On critical veins, "
Together,
State of the art,
We'll never surrender,
The Kids in the dark,
The kids in the dark...

(The kids in the dark, the kids in the dark)
We'll never surrender,
The Kids in the dark,
The kids in the dark.

Selasa, 12 Mei 2015

MIMPIKU TENTANG ZUBENESCHAMALI

Pantai Pulang Syawal/Indrayanti, Gunung Kidul, D.I.Y
Alam punya caranya sendiri untuk menghibur jiwa-jiwa malang yang terlantar. Kasih sayangnya tak terbatas oleh ruang dan waktu. Bahkan kejutan yang ia berikan tak mampu diterjemahkan oleh siang dan malam.

Siang itu, ombak laut selatan berlari manja mengejarmu. Seolah ingin memeluk lekuk tubuhmu yang gemulai, berdansa diantara karang yang semakin khidmat menyaksikan pagelaran tari Zubeneschamali. Buih-buih kerinduan tumpah-ruah dihamparan pasir putih. Mungkin itu tarian penyambut rindu, yang telah sekian lama terombang-ambing dilautan lepas. Hingga akhirnya desir angin berbisik lirih di telingaku, membawa kabar tentang dirimu.

Aku yang tengah tertidur pulas diatas peraduan segera bangkit dan mengikuti bisikan angin. Tak kusangka, bintang Zubeneschamali yang selama ini ramah menyapa mimpiku, ternyata tengah menari tepat dihadapanku. Akulah salah satu jiwa yang terlantar itu, yang selalu disia-siakan oleh sang waktu. Dan kini alam berbelas kasihan kepadaku, dengan menghadirkan sosok yang sangat aku harapkan kehadirannya, sosok yang selalu tersirat disetiap bait do'aku, dialah Zubeneschamali.

Tak perlu menunggu lama, segera aku bergabung bersama barisan karang yang berdiri mengelilingimu. Aku terpana akan pesonamu, terpaku layaknya karang disekitarku. Aroma tubuhmu menyatu dengan aroma kedamaian pantai indrayanti. Sorot mata sang surya seolah memperjelas potret indah Mahakarya Tuhan, perpaduan antara ketulusan dan kemurnian cinta.

Pantai Pulang Syawal/Indrayanti,
Gunung Kidul, D.I.Y
Lihatlah jejak yang kau tiinggalkan, seolah menjadi bukti hadirnya dirimu. Bahkan birunya air laut tak mampu menghapus jejakmu dari hatiku. Tak seorangpun sanggup menggantikan jejak itu, karena jejak itu terlalu istimewa bagiku. Senyum indah yang mengembang dari bibir manismu seakan mengajak langit dan laut untuk saling bercumbu. Lirikan manjamu seakan mengajak angin dan butiran pasir saling berlomba menjadi yang pertama membelaimu. Dan pesonamu, hanya dapat membuat karang terbelalak, hingga tak sadar bahwa ia telah tenggelam dalam buaian alam.

Sebelum kau menghilang dibalik karang yang tenggelam, atau terbang terbawa angin, maka aku akan segera memelukmu erat. Agar semua tahu bahwa kau adalah bintangku, agar tak ada yang berani mendekatimu. Pelukan itu sekaligus memberi bukti, bahwa aku tidak sedang bermimpi, atau tersesat di dunia imajinasi. Kau benar-benar nyata, Zubeneschamali. Tuhan memang memberi bukti akan kebesaran-Nya. Ia benar-benar menepati janji-Nya, bahwa setiap mimpi yang tulus pasti akan segera terwujud.

ZUBENESCHAMALI 4

Zubeneschamali…
Biarkan air matamu mengalir
Memenuhi bejana sang Dewi Themis


Zubeneschamali…
Jangan takut akan bintang lain yang lebih terang
Karena cahayamu adalah cahaya keadilan


Zubeneschamali…
Ingatlah janjimu pada libra
Bahwa kau akan selalu menjadi bintang paling terangnya


Zubeneschamali…
Tetaplah tersenyum pada sang malam
Karena pantulan senyummu akan bangkitkan mimpi bunga aster
Yang tumbuh di tepi telaga warna…


~AFQ~

Senin, 11 Mei 2015

DI BUKIT INDRAYANTI

Terlukis wajah senja di langit negeri seribu pulau
Ronanya memerah tersipu malu
Menanti kehadiran sang malam

Di atas bukit Indrayanti
Jiwaku ikut larut dalam penantian

Bisikan angin laut lirih terdengar
Bersahutan dengan deru ombak yang membelai karang
Membawa kabar tentang bintang zubeneschamali

Dari kejauhan, terlihat jejak-jejak rindu
Yang terlukis jelas diatas hamparan pasir putih
Disanalah zubeneschamali pernah melangkahkan kakinya
Menyusuri bibir pantai bersama mimpi

Mimpi itulah yang hingga kini mempersatukanku dengan rindu
Seolah kerinduan selalu setia menyapa jiwaku
Dikala siang, saat mentari tersenyum cerah
Dan dikala malam, saat rembulan tetap terjaga

Di atas bukit Indrayanti
Jiwaku erat memeluk rindu
Rindu akan zubeneschamali
Sang bintang terang pembawa mimpi

~AFQ~

Jumat, 08 Mei 2015

ZUBENESCHAMALI 3: MENGGAPAI EIDELWEIS, SI BUNGA ABADI

Aku percaya, Tuhan masih menjanjikanku melihat eidelweis yang tumbuh di puncak gunung tertinggi. Walau untuk mencapai puncaknya, aku harus melewati 6 pos yang ada, dengan jarak antar-pos yang sangat berjauhan tentunya.
Saat ini aku telah mencapai pos 5 tepat tengah malam, dan tiba-tiba badai dahsyat menghadang. Jika dipaksakan naik, maka aku akan terhantam badai. Namun jika aku menyerah dan kembali turun, maka akan sia-sia semua usahaku, karena aku tidak akan melihat eidelweis yang tumbuh indah dipuncak gunung.
Dengan segenap tenaga yang tersisa, aku berusaha untuk bertahan hingga keadaan membaik. Aku dipaksa untuk terus mendaki, walau apapun resiko yang akan kuterima nanti. Tinggal dengan siapa aku melanjutkan perjalananku nanti. Dengan kaukah, bintang Zubeneschamali? Atau dengan bayanganku sendiri yang berjalan dibawah mendung pekat dan gelap malam?
Masih sanggupkah kau menemani perjalananku hingga ke puncak? Atau kau ingin menungguku di pos 5 hingga aku kembali dari puncak dengan membawakan setangkai eidelweis untukmu? Atau bahkan kau ingin pergi menghilang bersama mimpi yang mencampakkanku?
Menurut kebanyakan orang, pos 5 adalah tempat paling mistis, karena segala kemungkinan dapat terjadi. Namun setelah kita berhasil melewati pos 5 dengan baik, kita hanya tinggal berusaha mencapai pos 6, dan dapat lebih leluasa mendirikan tenda untuk sejenak beristirahat melepas lelah. Walau memang di pos 6 pun sama mistisnya dengan pos 5, namun kita dapat bernafas dengan lega, karena setelah itu kita akan langsung menuju puncak dan melihat keindahan eidelweis yang tumbuh abadi dipuncak gunung.
Harapanku masih tetap sama, ingin melihat eidelweis yang tumbuh di puncak gunung bersama denganmu, Zubeneschamali. Memang terdengar sedikit lucu jika melihat keadaannya seperti sekarang ini, namun segalanya masih sangat mungkin terjadi. Semoga badai tak membuatku gentar, dan juga tak menghalangi sinarmu yang setia menerangi langkahku.

~AFQ~

Senin, 04 Mei 2015

ULANG TAHUN IBUKU

Tak dapat ku ungkapkan dengan kata
Tak dapat kujelaskan dengan bahasa
Hanya dapat ku uraikan lewat air mata
Air mata kebahagiaan
Air mata kebanggaan
Air mata kerinduan

Ibu...
Kurasakan cintamu yang membelai hati
Kurasakan canda tawamu hingga detik ini
Kurasakan semua tentangmu, Ibu...

Hari ini harimu, Ibu...
Lihatlah, parade awan memeriahkan pestamu
Sinar mentari menghangatkan suasana
Dan melodi alam terdengar ceria

Langit pun ikut bahagia
Terharu, hingga meneteskan hujan
Wajah sang surya terpesona
Hingga menghapus kepenatan

Air mata adalah bentuk ungkapan
Dari kesedihan dan kebahagiaan

Aku sedih,
Saat ini belum sanggup membalas jasamu
Dan belum bisa menjadi apa yang kau mau

Namun aku bahagia,
Kau masih setia memberiku kasih
Dan membanggakanku walau perih

Selamat ulang tahun, Ibu...
Akan kuberikan yang terbaik untukmu
Dan akan kurelakan jiwa ragaku
Untuk menjaga dan membahagiakanmu

~AFQ~

RISALAH HATI

Aku tak pernah melihat cinta
Tapi aku merasakannya
Banyak hal yang tak dapat terlihat dengan mata
Tapi hatiku dapat melihatnya
Logikaku tak mampu menjawab tanya
Tapi hatiku mampu menjawabnya

Pernahkah kau rasakan
Apa yang aku rasakan?

Kita masih menatap bulan yang sama
Meski di tempat yang berbeda
Berharap suatu saat
Dapat bersama menatap bulan
Dari bingkai jendela yang sama

Kita telah terbiasa dengan kesendirian
Berteman dengan sepi
Erat memeluk mimpi

Kerinduan yang datang kian merayu
Memaksa hati untuk bersimpuh
Mengikuti alam yang khidmat berdo’a

Do’akan aku, Zubeneschamali
Bawalah aku terbang bersama do’amu
Agar dapat mengarungi mimpi
Yang tergantung di langit-langit ruang hati

~AFQ~

Jumat, 01 Mei 2015

IMAJINASI

Wahai bulan yang indah
Dimana letak keindahanmu?
Mengapa kau berubah tandus
ketika Armstrong mengunjungimu
dengan hasrat yang menggebu?

Wahai bintang yang bersahaja
Dimana letak keluguanmu?
Mengapa kilaumu berubah angkuh
ketika teropong Boscha mengintipmu
dari balik selubung awan?

Wahai Mars yang merona
Dimana tanda-tanda kehidupanmu?
Mengapa jejakmu seolah membias
ketika para ilmuwan saling berlomba
menemukan jejak yang tertinggal?

Apakah semua hanya tipu daya?
Atau hanya permainan ilusi belaka?

Banyak tanya yang belum terjawab
Banyak teka-teki yang belum terpecahkan
Selama wajah malam masih tersipu malu
Selama senyum alam masih merayu
Maka jiwa-jiwa liar akan semakin liar
menjamah setiap sudut imajinasi

~AFQ~

Kamis, 30 April 2015

Captain Jack - Siapa Aku (Lirik)

Terkadang ku merasa sangat tak berguna
Bila semua yang kulakukan pasti disalahkan
Terkadang ku merasa menjadi yang terbodoh
Tak mengenal apapun bahkan diriku sendiri

Semua menyebalkan...
Semua angkat bicara...
Dan merasa paling benar dalam menilaiku
Semua slalu berlomba menyalahkan diriku
Apa pernah mereka lihat diri sendiri

Ref:
Siapa a...ku?
Jawablah siapapun yang merasa mengenalku
Siapa a...ku?
Mengapa semua orang merasa paling mengenalku

Pendapat terlalu banyak masuk di kepala
Hingga 'ku kehilangan aku
Woo...
Kalian siapa?
Ini hidupku!
Berhenti menghakimiku
Berhentilah menilai

I am what I am
And I do what I do
I am what i am
Eventhought i don't know who i am
I am what I am
And I do what I do
I am what i am
Eventhought i don't know...

Ref:
Siapa a...ku?
Jawablah siapapun yang merasa mengenalku
Siapa a...ku?
Mengapa semua orang merasa paling mengenal
Siapa a...ku?
Siapa a...ku?

Captain Jack - Musuh Dalam Cermin (Lirik)


Aku hanya orang bodoh yang merasa pimtar
Pembohong yang mengaku jujur
Pengecut yang selalu sombong

Yang kufikirkan hanya diri sendiri
Tanpa peduli siapapun
Bahkan mreka yang memperhatikanku

Cermin membuatku
MUAK!!!

Apapun yang kulakukan selalu salah
Hanya gagal dan terus kalah
Kutantang diriku untuk berubah

Ref:
Aku benci diriku
Semua sifatku
Aku benci diriku
Melebihi orang lain... yang membenciku

Sosok dalam cermin,
Banggakah ketika kau berani melawan orang lain
Tapi,kau takut korbankan egomu
Menyerah pada kebusukanmu

Aku benci diriku
Kuingin muntah
Melihat diriku
Di dalam cermin yang kupecah

Aku benci diriku
Semua sifatku
Aku benci diriku
Melebihi orang lain yang
Benci diriku
Semua sifatku
Aku benci diriku
Melebihi orang lain... yang MEMBENCIKU!!!

Captain Jack - Foto Kusam (Lirik)

Foto kusam terlihat lebih indah
Di saat semua tertawa tanpa dosa

Kini setiap inci berpindah
Kehidupanku pun berubah
Didera ribuan masalah
Aku benci harus tumbuh dewasa
Dewasa…

Dulu semua selalu memeluk
Dan hangat tersenyum
Kini siapapun seperti berlomba
Menikam punggungku

Foto kusam buatku sadar
Aku tlah sangat jauh berbeda
Dari anak kecil yang ceria
Aku tumbuh menjadi seorang yang marah
Marah…

Selamat tinggal masa kecilku
Saat semua tanpa masalah
Kala semuanya terasa jauh lebih mudah

Saatnya tuk tumbuh dewasa
Dan menghadapi semua yang terjadi
Jalan di depanku kian berat
Namun harus tetap ku hadapi

Senin, 27 April 2015

RINDU MALAM KEMARIN

Aku rindu malam kemarin
Saat tawamu memecah keheningan malam
Aku rindu malam kemarin
Saat tanganmu erat mendekap kerinduan
Aku rindu malam kemarin
Saat senyummu indah menghias mimpi
Aku rindu malam kemarin, sayang...

Kenapa harus ada malam ini?
Kenapa waktu terus beralu?
Kenapa  harus ada pertanyaan "kenapa"?

Aku tak ingin malam ini
Ragaku belum cukup kuat untuk jauh darimu
Aku tak ingin malam ini
Rasaku belum cukup tangguh menghapus kerinduan
Aku tak ingin malam ini
Resahku masih bersemayam di sudut-sudut mimpi
Aku tak ingin malam ini, sayang...

Kenapa tak seperti malam kemarin?
Kenapa waktu tak dapat kembali?
Kenapa harus ada pertanyaan "kenapa"?

Hanya Tuhan yang sanggup menjawabnya

~AFQ~

Selasa, 21 April 2015

3 MALAM DALAM PENANTIAN

Hanya tinggal menunggu waktu
Tak kurang dari 72 jam saja

Ah, tak terlalu lama bagiku...

Tinggal memejamkan mata malam ini
Esok sudah rabu
dan lusa sudah berganti kamis
kemudian...

Jum'at telah menanti dengan suka-cita
Insya Allah kita akan bertemu jum'at
Dan siap melepas rindu, zubeneschamali

Ingat, KERINDUAN
yang telah lama memeluk erat tubuhku
hingga sulit untuk bernafas

Ingat, KERINDUAN
yang selalu tertawa dalam kuasa mimpi
hingga membuatku takut pada sang malam

Namun entah kenapa
Malam ini
Hingga 3 malam kedepan
Jiwaku larut dalam penantian penuh kegembiraan

~AFQ~

Selasa, 14 April 2015

KERINDUAN JIWA YANG TERLANTAR

Dibalik selimut rindu
Jiwa yang terlantar itu bersembunyi

Disitulah imajinasi liarnya mulai berkeliaran
Mencari peraduan
Menjajaki lorong-lorong sempit yang kosong untuk berbaring
Dan memejamkan mata seraya berharap menunggu pagi
Yang tak kian terang

Tak sadar seberapa jauh langkah yang telah ia tempuh
Dan seberapa luas wilayah yang telah ia lewati

Jiwa terlantar itu semakin lemah
Didekap kerinduan yang kian mendera
Terperangkap dalam ruang waktu tanpa cahaya
Dan terpasung dalam raga yang tak berdaya

Malam memang menjadi momok menakutkan
Bagi jiwa yang terlantar
Karena sunyinya menyimpan sejuta mimpi
Yang siap menyergap jiwa-jiwa tersesat

Sampai kapan kerinduan itu akan menyelimuti?

Mungkin sampai sang waktu merasa iba
Dan menyingkap tabirnya
Agar jiwa terlantar itu dapat melihat jelas
Pesona zubeneschamali yang terpancar di langit utara.

~AFQ~